Gara-gara Pilpres Dolar Melemah Jadi Rp15.570

NPC –

Real count KPU RI tentang hasil Pemilu 2024 memang belum diumumkan, namun publik sudah meyakini jika Pilpres 2024 akan berlangsung hanya satu putaran. Keyakinan ini sebab hasil perolehan suara berdasar quick count maupun real count sejauh ini, menempatkan pasangan calon (paslon) nomor urut 02 meraih suara di atas 50 persen, jauh di atas suara dua paslon lainnya yang hanya di kisaran 20-an persen. Alhasil kisruh politik yang dikhawatirkan banyak pihak akan berdampak terhadap stabilitas politik dan keamanan di masyarakat tidak terjadi.

Kondisi stabil ini berimbas pada penguatan mata uang rupiah terhadap dolar. Tidak saja penguatan mata uang rupiah, kondisi stabil pasca Pilpres 2024 ini juga berimbas pada neraca dagang yang kembali surplus.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat 0,13% di angka Rp15.570/US$. Posisi ini merupakan yang terkuat sejak 15 Januari 2024 atau satu bulan terakhir.

Sementara DXY pada pukul 8.51 WIB melemah di angka 104,69 atau turun tipis 0,03%. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan Rabu (14/2/2024), yang berada di angka 104,72.

Kemarin, AS telah merilis data inflasinya dan hanya melandai tipis ke angka 3,1% year on year (yoy) dibandingkan Desember 2023 yang ada di angka 3,4% yoy. Inflasi bahkan jauh di atas ekspektasi pasar yang hanya memperkirakan di angka 2,9% yoy.

Secara bulanan, inflasi bahkan meningkat 0,3% pada Januari 2024, dari 0,2% pada Desember 2023. Inflasi melonjak karena kenaikan harga di sektor perumahan dan makanan.

Inflasi inti yang tidak menghitung energi dan makanan mencapai 3,9% (yoy) pada Januari 2024 atau sama dengan Desember 2023.

Inflasi yang tinggi ini menjadi tekanan bagi kebanyakan mata uang di Asia. Namun pelemahan tidak terjadi terhadap rupiah mengingat adanya sentimen positif yang hadir di Tanah Air saat ini.

Selain itu, hari ini para pelaku pasar juga masih menunggu data neraca perdagangan yang akan dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Konsensus pasar yang dihimpun media CNBC Indonesia dari sembilan lembaga, memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Januari 2024 akan mencapai US$2,42 miliar. Surplus tersebut lebih rendah dibandingkan pada Desember 2023, yang mencapai US$3,31 miliar.

Jika data neraca dagang tercatat cukup tinggi, maka hal ini akan menjadi angin segar bagi pasar keuangan domestik karena investor khususnya asing menilai kondisi Indonesia dalam keadaan baik, sehingga aman untuk berinvestasi. (Iz/cnbc-indonesia)

Editor : Luk

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *