Cacar, DBD dan Timnas

Empat pemain Borneo FC di Timnas U-23. Paling kanan Komang Teguh yang banyak menarik perhatian.

Catatan Rizal Effendi – APA hubungannya cacar, demam berdarah (DBD) dan Timnas U-23? Sepertinya tak ada hubungan sama sekali. Yang dua penyakit, dan yang satu lagi olahraga. Tapi bagi saya, ketiga hal itu kebetulan saya alami secara bersamaan. Jadi lengkap ketegangannya.

Menjelang pertandingan perdelapan final Timnas kita lawan Korea Selatan, Jumat (26/4) dinihari, saya berada di Rumah Sakit Siloam Balikpapan. Cucu saya Defa berusia 10 tahun harus dirawat inap karena positif mengidap DBD atau demam dengue.

Menunggui cucu saya Defa di RS Siloam Balikpapan.

Saya gundah. Padahal Defa baru saja sembuh dari cacar air (Varicella zoster). Begitu dia pulih, menyusul kakak dan adiknya, Dafa dan Dafin juga kena. Trombosit Defa juga turun naik termasuk suhu badannya.

Defa terserang varisela menyusul acara Mabit Ramadan di sekolahnya. Ternyata ada temannya yang sudah kena duluan. Lalu menular kepada yang lain termasuk Defa. Kabarnya ada 7 anak terkena penyakit tersebut.

Cacar air adalah infeksi virus yang menyebabkan ruam, melepuh seperti gatal pada kulit dan wajah. Sangat menular terutama bagi yang belum pernah menderita atau belum divaksinasi. Masa penularannya sampai 14 hari.

Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksin. Hingga kini belum ditemukan langkah pengobatan yang efektif untuk mengatasi cacar air. Dokter biasanya memberi resep penurun panas atau memberi obat-obatan antihistamine untuk meredakan rasa gatal pada kulit.

DBD sudah langganan di semua daerah. Tapi Balikpapan memang terbilang tinggi. Nomor 2 tertinggi di Kaltim. Tapi Bontang ditetapkan lebih dulu sebagai pilot project penyebaran nyamuk Wolbachia yang dinilai mampu melumpuhkan virus dengue, yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti.

Saya belum pernah ketemu dan digigit dengan nyamuk jenis ini. Wolbachia merupakan bakteri yang memiliki kemampuan untuk menonaktifkan virus dengue. Ujicoba pertama di Bantul, Yogyakarta tahun 2022 dan sukses.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Alwiati mengakui, kasus DBD di Balikpapan cenderung meningkat. Sampai minggu ke-15 tercatat 38 kasus positif. Sedang minggu ke-16 naik menjadi 45 kasus.

“Sedang angka penderita penyakit cacar belum ada rekapnya,” katanya menambahkan.

Alwiati langsung menugasi timnya melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) untuk memastikan adanya kejadian luar biasa atau KLB. Timnya sudah bergerak ke sekolah SDIT BIS, tempat Defa sekolah dan menyusul juga ke rumah kediaman di Balikpapan Baru (BB) Blok S2 dan sekitarnya.

Lurah Gunung Samarinda Baru Yulita Kusuma Lestari telah membuat surat edaran kepada RT-RT agar Minggu (28/4) ini melaksanakan kerja bakti dengan tema pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah.

Hanya saja berdasarkan laporan dari Puskesmas Gunung Samarinda, ada warga yang menolak dilakukan penyemprotan atau fogging. Tapi Ketua RT 020 Gunung Samarinda Baru H Erry Dewanata menyatakan warganya aman-aman saja. “Mereka baru memeriksa jentik, kok sudah ada yang menolak,” tanyanya heran.

NOBAR DI PASGAR

Defa juga pencinta sepakbola. Meski lagi diinfus, dia sempat tanya persiapan timnas menghadapi singa Asia, Korsel, juara Piala Asia 2020. Saya bilang insyaallah menang. Saya tinggalkan dia setelah ditempatkan di kamar perawatan 709. Lalu saya nobar di Café Ratu Pasar Segar (Pasgar) bersama rekan saya Unding dan anaknya, serta Mardi, Vibra dan Malik.

Kegembiraan saya nobar di Pasgar.

Saya sampai berdiri di atas kursi menyaksikan adu penalti yang sangat menegangkan. Syukur akhirnya kemenangan diraih Timnas kita. Pasgar meledak riuh penuh sukacita ribuan penonton di sana. Sayang mereka tidak tertib karena melempar-lemparkan botol bekas minuman. Akibatnya di sana seperti terjadi huru-hara. Kotor. Sampah berserakan. Pulang dari Pasgar langsung azan subuh berkumandang.

Sekarang kita menunggu pertandingan semifinal antara Timnas Indonesia lawan Uzbekistan. Sebelumnya di perdelapan final, Uzbekistan menggilas Arab Saudi 2-0. Kalau kita menang, maka Timnas melaju ke babak final menghadapi Jepang atau Irak.

Uzbekistan adalah negara di Asia Tengah. Sebelumnya merupakan bagian dari Uni Soviet. Penduduknya 90 persen beragama Islam bermazhab Hanafi. Sisanya Kristen Ortodoks. Pada laman resmi FIFA, timnas Uzbekistan menduduki urutan ke-64, sedang Indonesia di posisi ke-134. Wanita Uzbekistan terkenal cantik-cantik karena perpaduan Eropa dan Asia.

Kalau nanti Timnas kita kalah (rasanya tidak) maka masih ada satu pertandingan perebutan juara 3 dan 4. Juara 3 bersama Juara 1 dan 2 lolos ke Olimpiade Paris 2024, sedang juara 4 masih berjuang lagi di babak playoff antarkonfederasi. Wakil Asia akan menghadapi wakil Afrika, yang saat ini sudah dipastikan milik Guinea.

Laga Indonesia lawan Uzbekistan berlangsung di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Senin (29/4) besok pukul 22 Wita. Abdullah bin Khalifa Al Thani lengkapnya, adalah perdana menteri Qatar ke-3 (29 Oktober 1996 – 3 April 2007). Stadion berkapasitas 10 ribu penonton ini selalu memberikan keberuntungan buat tim asuhan Shin Tae Yong (STY). Kita berdoa Garuda Muda menang lagi.

Kita menyadari musuh kita sangat berat. Juara Piala Asia U-23 tahun 2018 ini, belum terkalahkan di Piala Asia 2024. Bahkan gawangnya belum pernah kebobolan sama sekali. Tapi Timnas akan menggempurnya, seperti ketika menyikat Australia, Yordania dan Korsel. Yang penting kita tidak takabur.

Dari 23 skuad Timnas U-23, ada 4 pemain berasal dari Borneo FC, klub Liga 1 milik Nabil Said Amin, putra Ketua MPW Pemuda Pancasila (PP) Kaltim, Said Amin. Mereka adalah Ikhsan Nul Zikrak, Daffa Fasya, Muhammad Fajar Fatur dan Komang Teguh. Nabil sangat bangga, itu kado buat dia yang terpilih sebagai anggota DPR RI hasil Pileg 2024.

Empat pemain Borneo FC di Timnas U-23. Paling kanan Komang Teguh yang banyak menarik perhatian.

Selain itu ada juga tokoh sepakbola Kaltim yang ikut menonton di Qatar. Dia adalah H Harbiansyah Hanafiah, yang akrab dipanggil Harbian (76). Dia pemilik klub sepakbola Putra Samarinda (Pusam). Harbian juga pernah dipercaya menjadi Wakil Ketua Badan Tim Nasional (BTN) tahun 2013.

“Alhamdulillah saya puas menonton Timnas kita. Luar biasa permainannya anak asuh STY, saya yakin mereka terus melaju ke babak final dan bahkan jadi juara,” katanya bersemangat sambil mengirim foto lewat WA bersama STY dan Ketua Umum PSSI Erick Thohir.

Harbian bertemu Shin Tae Yong di Stadion Abdullah bin Khalifa, Qatar.

Menurut Harbian, dia masih sempat menonton pertandingan Indonesia lawan Uzbekistan di babak semifinal.

“Besoknya saya sudah kembali ke Tanah Air. Insyaallah kita menang,” tandasnya.

Harbian bersama putra dan cucunya datang ke Qatar atas undangan Sekjen PSSI Yunus Nusi. Dia dulu ikut Harbian sampai akhirnya dipromosi ke PSSI Pusat.

“Ini kebanggaan tersendiri juga buat saya, ada anak Samarinda jadi pegurus inti PSSI,” ucapnya.

Malam tadi rencana saya mau istirahat. Badan mulai meriang dan tenggorokan sudah mulai gatal. Tapi saya bingung, karena salah satu tim kebanggaan saya, Manchester United (MU) berlaga lawan Burnley dalam lanjutan Liga Inggris. Hasilnya draw 1-1. Seperti biasa MU selalu kena hukuman penalti di menit terakhir. Aneh bin kesal.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *