Syaima Alaydrus dan sang ayah, Bupati Kota Baru Sayed Jafar.
Catatan Rizal Effendi – PILKADA Serentak 2024 di Kaltim kian mengkristal. Tampaknya untuk Pilgub, stagnan pada 3 nama. Ketiganya memang kualitas raja. Si Raja Naga alias petahana Isran Noor (IN), Si Raja Minyak yang lebih pas ditujukan kepada Haji Rudy Mas’ud (Harum) dan Si Raja Ayam buat Mahyudin, yang salah satu bisnisnya sekarang adalah peternakan ayam secara modern dengan populasi ratusan ribu ekor.
IN makin kukuh menggunakan jalur independen meski tetap membuka jalur partai. Surat dukungan (surduk) yang dikumpulkan relawan IN sudah mendekati angka 240 ribu yang dibutuhkan. Kabarnya Gerindra, Demokrat dan PPP juga cenderung ke IN.
Harum juga sudah pasti berlayar dengan perahunya sendiri, Partai Golkar. Soalnya kursi yang diraup sudah melebihi angka persyaratan. Dan Mahyudin makin aktif mendekati beberapa partai di antaranya PKB, PDIP dan lainnya.
Beberapa hari lalu Mahyudin tampak mesra dengan Ketua PKB Kaltim Syafruddin ketika mengembalikan formulir pendaftaran.
“Saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang tinggi karena Pak Mahyudin telah mengembalikan langsung formulir pendaftaran. Itu menandakan kesungguhan beliau maju ke Pilgub Kaltim,” ujar Syafruddin bersemangat.
Partai lain yang punya potensi mengusung calon, sepertinya melemah. Ada juga yang mengatakan cenderung “menyerah.” Kalaupun ada cukup memilih kursi kedua atau wagub. Di antaranya PDIP, Gerindra, PKB, PKS dan lainnya.
Seperti kita ketahui, komposisi kursi di DPRD Kaltim hasil Pileg 2024 adalah Golkar 15 kursi, Gerindra 10, PDIP 9, PKB 6, PAN 4, PKS 4, Nasdem 3, Demokrat 2 dan PPP juga 2 kursi. Syarat mengajukan cagub minimal 11 kursi.
Ketua DPD PDIP Kaltim Safaruddin agaknya lebih nyaman memilih kursi DPR RI. Pada Pilgub 2018, dia maju bersama Rusmadi Wongso. Sayangnya hanya menjadi runner up. Nama-nama besar yang disebut PDIP seperti Ahok, Djarot dan Risma tidak ada perkembangannya. Malah ada kemungkinan Bupati Kutai Edi Damansyah, yang juga ketua PDIP Kukar dimajukan sebagai calon alternatif.
IN tetap kukuh dengan wakil lama, Hadi Mulyadi. Hadi adalah ketua DPD Partai Gelora Kaltim.
“Saya bukan orang politik, meski bermain politik. Jadi saya tetap dengan Pak Hadi,” kata Isran ketika ditanya soal pasangannya.
Saat ini ada 2 nama yang dikaitkan dengan Harum. Sekretaris DPD Gerindra Seno Aji dan Presiden Borneo FC Nabil Husien. Tapi Seno, yang sekarang wakil ketua DPRD Kaltim mengaku lebih fokus pada Pilbup Kukar. Ketua DPD Gerindra Kaltim Andi Harun juga menyatakan belum ada yang direkomendasikan oleh partainya.
Kabar terbaru terdengar Harum melakukan pendekatan kepada bos Pemuda Pancasila (PP) Kaltim Said Amin. Dia ingin mengambil Nabil, putra Said, yang sekarang terpilih sebagai anggota DPR RI hasil Pileg 2024. Nabil saat ini disebut-sebut bakal menjadi ketua DPW Nasdem Kaltim menyusul mundurnya IN.
Ada yang melihat Harum bersama Nabil sempat duduk bersama menyaksikan pertandingan terakhir Borneo FC di Stadion Batakan Balikpapan. Itu bukan nonton biasa, tapi terkesan “nonton politis.” Pendekatan memang tengah dilakukan. Apakah Nabil berkenan masih tanda tanya.
Belum lama ini saya bertemu Sekjen DPP Nasdem Haryanto Taslim di Nasdem Tower Jakarta. Haryanto mengatakan Nasdem terbuka dengan calon dari mana pun.
“Termasuk dengan Pak Isran kita tidak ada masalah,” tandasnya.
Nasdem mulai membuka pendaftaran serentak seluruh Indonesia sejak 1 Mei ini sampai 7 hari kemudian. Nama-nama yang masuk nantinya diproses mulai di tingkat DPW sampai DPP. Rekomendasi terakhir ditandatangani langsung oleh Ketua Umum DPP Nasdem Surya Paloh.
Yang menarik sejak awal Nasdem mengampanyekan politik tanpa mahar. Semua calon tidak dibebani biaya politik atau mahar. Jadi mereka yang mendaftar ataupun nanti ditetapkan sebagai pemegang rekomendasi tidak dibebani apa-apa alias gratis. Tagline-nya: Bersatu, Berjuang dan Menang.
ADA NAMA BARU
Sementara itu, ada perkembangan baru tentang peluang dan isu berkaitan Wali Kota Samarinda Andi Harun dalam Pilkada Serentak 2024. Meski hasil survei cukup kuat untuk dirinya, tapi ada situasi lain yang memberi indikasi bahwa Andi Harun dalam posisi agak terjepit saat ini.
Berita yang dilansir AspirasiNews.id menyebut Gerindra mengusung nama Agus Suwandy, yang saat ini anggota DPRD Kaltim menjadi calon wali kota Samarinda.
“Untuk saat ini kita sudah membentuk tim khusus, dan nama Agus Suwandy yang kami usung ke Pilkada Samarinda,” kata Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Kaltim, Sulaiman Hattase.
Sulaiman mengelak mengomentari posisi Andi Harun.
“Terkait beliau, saya no comment. Saya pikir masyarakat bisa melihat sendiri. Dalam hal ini, kami juga sudah berkoordinasi dengan pengurus DPP di Jakarta,” jelasnya.
Jika benar Gerindra resmi mengusung nama Agus Suwandy, ini memberi petunjuk bahwa ada kondisi yang tidak terlalu baik antara Andi Harun dengan DPP. Sekaligus membenarkan adanya isu yang menyebut Andi Harun tidak direkomendir DPP.
Kabar di luaran memang ramai mengungkapkan bahwa Andi Harun dalam Pileg 2024 kemarin, seperti pepatah memakan buah simalakama. Kalau dimakan mati bapak, tidak dimakan mati ibu.
Dia mendapat tugas yang sangat rumit atau dilematis. Dia diminta ikut memaksimalkan perolehan suara Nabil, caleg DPR RI dari Nasdem di Samarinda. Semua orang tahu selama ini karier politik Andi Harun banyak terkait dengan dukungan Said Amin. Tapi di satu sisi, dia juga harus memenangkan caleg Gerindra karena dia ketua Gerindra Kaltim.
Hasilnya, dua-duanya tidak ada yang terlalu signifikan. Jadi dikabarkan Said Amin tak senang hati dengan Andi Harun. Hal yang sama juga datangnya dari Budisatrio Djiwandono, caleg DPR RI dari Partai Gerindra Dapil Kaltim, yang notabene keponakan Prabowo.
Ada kabar tak sedap yang belum tentu kebenarannya, Andi Harun akan dilepaskan dari tugasnya sebagai ketua DPD Gerindra Kaltim. Bersamaan itu, ada juga yang menyebut-nyebut Prabowo kemungkinan meminta IN sebagai pengganti.
Jika hal itu sampai terjadi, maka berdampak lagi kepada pencalonan Andi Harun apakah ke bursa cagub atau ke Pilwali Samarinda. Ada terdengar Andi Harun tengah menjajaki kemungkinan memakai perahu lain atau ke jalur perseorangan.
Dengan posisi yang tidak terlalu bagus itu, bisa mengundang beberapa nama termasuk wakil wali kota Samarinda, Rusmadi Wongso untuk maju ke Pilwali. Sudah bukan rahasia lagi, selama ini hubungan Andi Harun-Rusmadi tidak terlalu mesra. Kabarnya Rusmadi tidak terlalu difungsikan.
Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud (RM) sampai saat ini belum ada lawannya. Di pendaftaran Golkar cenderung beberapa tokoh mengambil formulir sebagai calon wakil wali kota. Kabarnya ada nama Ketua DPRD Balikpapan Abdulloh, Sekretaris Kota Muhaimin dan Ketua Partai Berkarya Kaltim H Karmin Laonggeng
Seorang eks tokoh Golkar yang tak mau disebutkan namanya memprediksi sangat mungkin RM mengambil Abdulloh. Jika itu yang terjadi, maka kakak RM, Hasanuddin Mas’ud (Hamas) tidak ada halangan lagi tetap menjadi ketua DPRD Kaltim. Abdulloh, peraih suara terbanyak juga tidak perlu berkecil hati, karena 5 tahun kemudian dia sangat berpeluang jadi wali kota, karena RM sudah 2 periode.
Di kubu Partai Nasdem Balikpapan, yang terjadi baru kesepakatan Nasdem dan PKS tanpa memunculkan nama yang bakal diusung. Kedua partai ini kabarnya melakukan pendekatan kepada Muhammad Sa’bani, mantan sekprov Kaltim. Nama Ketua Nasdem Ahmad Basir (AHB) bisa jadi sebagai pendamping.
Ada juga nama gadis muda, Syaima Alaydrus, SE dimunculkan. Balihonya terpasang di beberapa sudut kota. Wajahnya cantik maklum ada darah Arabnya. Dia adalah putri Bupati Kota Baru, Kalsel, Sayed Jafar Al-Idrus. Kebetulan Sayed orang Kampung Baru, Balikpapan Barat yang sudah dua periode jadi bupati di sana.
Kabarnya dia tengah mempersiapkan istrinya, Hj Fatma Idiana meneruskan dinastinya di Kota Baru, sedang putrinya, Syaima Alaydrus mulai diperkenalkan ke wilayah politik di Balikpapan. Pada acara halalbihalal Partai Nasdem Balikpapan beberapa hari lalu, Sayed Jafar dan Syaima tampak hadir di sana. Beberapa kader wanita Partai Nasdem menyambutnya. Ahlan wassahlan, Syaima.(*)