Catatan Rizal Effendi – WALI KOTA Samarinda Andi Harun (AH) dan Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud (RM) disebut-sebut petahana yang tangguh. Jadi calon lawan-lawannya dalam Pilwali 2024 ini harus berpikir panjang jika ingin menjadi penantang.
Kalau tidak berpikir cermat, hasilnya seperti ungkapan yang sering disampaikan mantan gubernur Isran Noor.
“Mehabisi baterai aja.”
Itu sama saja dengan menempuh langkah yang sia-sia. Tak membawa hasil maksimal.
Ada yang berpikir cerdas, ketimbang menjadi lawan mending jadi pasangan. Cukup menjadi pendampingnya saja. Berburu jabatan wakil wali kota (wawali), apa salahnya. Apalagi AH dan RM memasuki jabatan periode kedua. Jadi jika mereka terpilih, di tahun 2029 sudah tak bisa maju lagi. Itu kesempatan baik untuk wawali bisa maju pada Pilwali berikutnya.
AH sudah resmi mendaftar ke KPU melalui jalur perseorangan atau independen. Dia bersanding dengan Syaparuddin, orang kepercayaannya yang sekarang ini menjadi ketua Tim Wali Kota Akselarasi Pembangunan (TWAP) Samarinda.
Tapi ternyata itu belum final. Dia memberi isyarat akan mendaftar juga lewat kendaraan partai. Malah nanti yang dipilih resmi adalah jalur partai. Apalagi partai yang dipimpinnya, Gerindra memiliki 9 kursi di DPRD. Jadi sudah cukup memenuhi persyaratan. Tapi AH juga membuka ruang jika ada partai yang ingin berkoalisi.
Yang menarik calon wakil wali kotanya (Cawali) ada kemungkinan juga berubah. Ada yang bilang nama Syaparuddin itu bisa jadi hanya “drakor” saja. Nanti sangat mungkin berganti setelah AH resmi mendaftar lewat jalur partai atau gabungan partai.
Lalu siapa calon wawali sesungguhnya? Yang pasti bukan pendamping yang ada, Rusmadi Wongso. Karena wakil wali kota sekarang dan mantan sekprov Kaltim ini akan maju sendiri. Rusmadi di antaranya sudah mendaftar di PDIP, menyusul beberapa partai lainnya.
Belakangan ini beredar beberapa nama calon pendamping AH. Di antaranya Saefuddin Zuhri dari Nasdem dan Zairin Zain, mantan lawan AH pada Pilkada 2020.
Saefuddin adalah kader Partai Nasdem. Dia terpilih kembali menjadi anggota DPRD Kaltim hasil Pileg 2024. Menurut keterangan, sudah berlangsung komunikasi yang intensif dengan AH.
“Sebagai warga Samarinda saya juga ingin memperjuangkan kesejahteraan warga Kota Tepian,” katanya tentang alasan maju.
Zairin sekarang kepala Pelaksana Sekretariat Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) Kaltim. Sebelum memasuki masa purnatugas, dia banyak pengalaman di pemerintahan. Di antaranya sebagai kepala Bappeda Kaltim dan kepala Dinas Perhubungan Kaltim. Malah pernah menjadi Pj Wali Kota Samarinda selama 5 bulan pada 14 Februari 2018 – 23 Juni 2018.
Dia sudah mendaftar di beberapa partai. Di antaranya ke Partai Golkar dan Partai Gerindra.
“Rasanya sudah mendaftar di 6 partai. Niat saya karena ingin mewujudkan Samarinda yang maju dan sejahtera,” jelasnya.
Pada Pilwali Samarinda 2020, Zairin berpasangan dengan Sarwono (sekarang sekretaris DPD Partai Gelora Kaltim) maju melalui jalur perseorangan. Meraih 98.245 suara sah. Dia kalah tipis dari AH-Rusmadi yang meraih 102.592 suara. Tapi banyak yang memuji karena perolehan suaranya cukup tinggi.
Ada yang menduga-duga, jika Zairin tak jadi diambil AH, ada kemungkinan juga dia berpasangan dengan Rusmadi. Tentu pasangan ini akan menjadi lawan alot bagi petahana.
Selain meramaikan kontestasi Pilwali Samarinda, Zairin juga ada kemungkinan maju di Pilbup Kukar. Soalnya dia kelahiran Tenggarong, 14 Juli 1959. Mulai SD sampai SMA masih belajar di kampungnya. Baru hijrah setelah melanjutkan pendidikan tinggi ke Samarinda. Dia kuliah di Fakultas Pertanian Unmul, seperti juga yang ditempuh Isran Noor.
Dari data di Sekretariat DPD Gerinda, ada nama lain yang juga mendaftar. Yaitu Jasno (anggota DPRD Samarinda dari PAN), Nidya Listiyono (anggota DPRD Kaltim dari Golkar) dan Sarwono (sekretaris DPD Partai Gelora Kaltim).
Ketiga nama ini cukup mumpuni. Punya pengalaman politik dan logistik yang memadai. Sarwono belakangan ini banyak mendampingi Hadi Mulyadi, calon wakil gubernur yang berpasangan dengan Isran Noor.
Yang mengejutkan ada 3 pejabat Pemkot Samarinda juga ngotot mau jadi pendamping AH. Mereka adalah Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) H Ibrohim, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Ananta Fatkhurrozi, dan Sekretaris DPRD Agus Tri Sutanto. Sudah mendaftar secara resmi.
Ketiganya mengaku siap mengundurkan diri jika dipilih AH sebagai pendamping.
“Kami ini setiap hari bersama Pak Wali Kota. Jujur kami bangga dipimpin beliau. Banyak kemajuan dicapai kota ini. Jadi kalau beliau butuh kader dari birokrat atau ASN, kami siap,” ujar Ananta bersemangat.
Kapan AH mengumumkan calon wakilnya? Dia menjadwalkan Sabtu (25/5) kemarin. Tapi sampai sekarang belum ada kabar AH sudah memutuskan. Bisa jadi satu dua hari ini. Biar cepat melakukan sosialisasi.
BALIKPAPAN JUGA BELUM
Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud juga belum memutuskan dan mengumumkan siapa bakal calon pendampingnya pada Pilwali 2024. Apalagi sekarang dia masih menjomblo, karena sejak dilantik belum ada wakilnya menyusul meninggalnya calon wakil wali kota terpilih, Thohari Aziz.
Nama yang ada di lingkarannya setidaknya ada empat. Yaitu Ketua DPRD Abdulloh, Sekretaris Kota Muhaimin, mantan Wawali Heru Bambang dan Risti Utami Dewi, istri almarhum Thohari Aziz.
Thohari adalah calon wakil wali kota terpilih 2020, yang meninggal dunia sebelum dilantik bersama RM karena Covid-19. Dia adalah ketua DPC PDIP dan wakil ketua DPRD Balikpapan. RM mengajukan Risti pengganti suaminya. Sayang prosesnya tidak berjalan lancar.
Dari keempat nama itu, semuanya plus minus. Masing-masing punya kekuatan dan kekurangan. Tinggal keputusan RM sebagai user. Ramai jadi pembicaraan di warung kopi keempat nama tersebut. Terkadang ada yang mencoba meyakinkan sebagai informasi A1, kalau RM sudah memutuskan salah satu nama.
Sementara dari jajaran partai ada nama Sabaruddin Panrecalle dari Gerindra dan Eddy Sunardi Darmawan atau Eddy Tarmo dari PDIP yang masuk. Sabaruddin adalah wakil ketua DPRD Balikpapan, yang terpilih sebagai anggota DPRD Kaltim hasil Pileg 2024. Sedangkan Eddy adalah anggota DPRD Kaltim periode sekarang.
Tempo hari ada dibentuk Tim Komunitas Independen for Balikpapan 2. Menurut Abriantinus, salah seorang anggota tim, salah satu yang diusulkan menjadi calon wakil wali kota adalah dirinya. Pak Abri adalah kepala Badan Kebudayaan Nasional (BKN) PDIP dan ketua Dewan Adat Dayak Kota Balikpapan.
Sebagai tokoh adat, Abriantinus banyak mewarnai dan berpartisipasi dalam mewujudkan Balikpapan yang berbudaya, aman dan nyaman. Dia juga seorang pendeta dan banyak terlibat dalam berbagai organisasi baik organisasi keagamaan, maupun sosial dan usaha.
Saya kaget ada seorang warga mengirim WA kepada saya.
“Pak Rizal, kalau Bapak tak boleh maju lagi, Bapak jadi wawali saja. Terserah pasangan dengan siapa. Kami merindukan,” katanya begitu.
Saya tak bisa menjawab. Biar warga sendiri yang menafsirkan.(*)