Setahun Norbaiti Berpulang

Catatan Rizal Effendi – ADA acara salat Maghrib berjamaah di kediaman mantan gubernur Kaltim Isran Noor, kompleks perumahan Karpotek, Jl Adipura 21, Sungai Kunjang Samarinda, Jumat (24/5) petang kemarin. Acara itu dirangkai dengan tahlilan memperingati setahun meninggalnya istri Pak Isran, almarhumah Hajjah Norbaiti binti Amlan.

Salat Maghrib berjamaah di kediaman Pak Isran.

Tahlilan adalah tradisi umat Islam Indonesia dan sebagian Malaysia untuk memperingati dan mendoakan sanak keluarga yang meninggal dunia. Mulai 3 hari pertama, lanjut tahlilan hari ke-7, ke-40 dan ke-100. Selanjutnya dilakukan juga tahlilan pada tahun pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Ada pula yang melakukan pada hari ke-1.000.

Pak Isran langsung yang memimpin tahlilan. Mulai membaca surah Yasin, zikir dan doa. Baru dilanjutkan salat Maghrib bersama.

“Mohon maaf saya langsung yang memimpin,” katanya meminta izin kepada undangan yang hadir.

Jamaah wanita minta foto bersama dengan Pak Isran.

Bacaannya sangat fasih. Maklum Isran pernah belajar agama yang intens. Bahkan dia pernah mengajar menulis bahasa Arab di kampung kelahirannya di Sangkulirang, Kutai Timur. Tak heran pengetahuan agamanya seperti seorang ustaz. Apalagi kalau sudah mengenakan baju gamis dan kopiah haji.

Acara tahlilan berlangsung khidmat. Jamaah yang datang melimpah sampai ke halaman rumah. Juga sampai di sisi makam Almarhumah, yang memang dimakamkan di sana. Padahal hujan lebat sempat turun beberapa waktu sebelumnya.

Bu Mei, Pak Isran dan Kepala Bapenda Hj Ismiati.

Tampak hadir Dr KH Farid Wadjdy, mantan wagub yang sekarang menjadi rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kaltim. Juga staf khusus Prof Zein Heflin Frinces, Ph.D, Ketua MUI Kaltim KH Muhammad Rasyid, Ketua Kwarda Pramuka Kaltim Drs Fachruddin Djaprie, M.Si serta Prof Abdurahim, dan Abdusamad dari TGUP3.

Belakangan datang juga mantan bupati PPU Hamdam Pongrewa bersama Ketua DPD Nasdem Balikpapan Ahmad Basir. Keduanya dikabarkan akan berpasangan dalam Pilbup PPU mendatang. Warga PPU senang, dan optimis pasangan ini yang mampu memenangi kontestasi.

Sejumlah pejabat Pemprov Kaltim juga hadir. Di antaranya Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Hj Ismiati, Kepala Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) Syarifah Alawiyah (Bu Yuyun) dan Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Siti Farisyah Yana.

Ibu Hj Erni Makmur (jilbab abu-abu) dengan grup PKK dan Timses SS.

Ada juga bubuhan SS ; Timses Sahabat Sejati. Dulu sering menyertai kegiatan Ibu Norbaiti. Karena Ibu suka mengenakan busana warna pink, maka kerudung atau jilbab timses juga menggunakan warna pink atau merah muda. Mereka hadir bersama Tim PKK dipimpin Ibu Hj Erni Makmur, istri Hadi Mulyadi.

Ba’da Jumat saya meluncur dari Balikpapan ke Samarinda. Ditemani Pak Zen dan Ketua LPM Teritip Andi Mappapuli. Khusus untuk mengikuti acara tahlilan. Sekaligus bersilaturahim dengan Pak Isran dan kerabat lainnya.

Saya sempat bersilaturahim dengan Pak Isran.

Saya datang bareng mantan Plt Sekprov Dr Meiliana alias Bu Mei, yang selalu hadir pada setiap acara tahlilan.

“Saya tak bisa melupakan kenangan bersama Ibu. Beliau sangat baik dan bersahaja,” ungkapnya dengan wajah teduh.

Ratusan Tim Isran-Hadi dan Ketua Tim Pemenangan Iswan Priyadi juga ikut berdoa. Persis setahun berpulangnya Ibu, Pak Isran tengah berjuang untuk kembali mengikuti Pilgub Kaltim, yang pencoblosannya pada 27 November mendatang. Mereka yakin kekuatan Ibu Hj Norbaiti tetap menyertai Pak Isran.

Masyarakat juga tetap mengenang kepergian wanita lembut dan bersahaja itu. Ibu Norbaiti dikenal sebagai salah seorang tokoh wanita terbaik yang banyak menginspirasi masyarakat, terutama kaum perempuan di daerah ini.
BANYAK KENANGAN MANIS

Ibu Norbaiti meninggal dunia Rabu malam, 24 Mei 2023 pukul 20.23 WIB di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) Prof Dr dr Mahar Mardjono. Dia memang cukup lama menjalani perawatan yang intensif di Jakarta, di antaranya melalui kemoterapi.

Banyak orang yang meratapi kepergiannya. Maklum wanita berusia 54 tahun ini dinilai sangat menginspirasi dalam mewujudkan perannya. Baik sebagai ibu rumah tangga, sebagai istri kepala daerah maupun sebagai wanita aktif dalam kegiatan sosial, politik, dan kemasyarakatan.

Buah perkawinannya dengan Isran pada 15 Maret 1991, mereka dikaruniai tiga anak. Muhammad Rahman Isran (31), Siti Rahmawati Isran (28), dan Siti Annisa Isran (23).

Rahman yang akrab dipanggil Rais sudah menikah dan mempunyai dua anak, Muhammad Samudra Dirahman dan Muhammad Ibrahim Dirahman. Rahmawati atau Rahmi masih berstatus lajang. Sedang Annisa (Icha) menikah dengan Sayid Muhammad Fajar, 25 Februari 2023 lalu. Sudah dikaruniai seorang putri.

Pak Isran mengakui istrinya melayaninya dengan sangat baik dan menjadi panutan bagi anak-anak dan cucunya.

“Terlalu banyak kenangan indah dan manis bersama Almarhumah,” katanya pada saat pemakaman jenazah Norbaiti di samping rumah, Kamis, 25 Mei 2023.

Ibu Norbaiti sendiri yang minta dimakamkan di tempat tersebut.

“Itu permintaan Ibu sebelum berobat terakhir ke Jakarta,” kata Pak Isran. Biar keluarga mudah menziarahi. Dan Ibu Norbaiti seakan ingin tetap dekat bersama suami, anak-anak, dan cucu-cucunya meski berada di alam lain.

Sebagai istri kepala daerah, setidaknya ada tiga peran yang dilakoni Ibu Norbaiti semasa hidup dengan sangat sempurna. Sebagai ketua Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) dan Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Peran ini cukup lama dia jalani. Sejak Pak Isran menjadi bupati Kutai Timur (2009-2015) sampai ketika Isran menjadi gubernur Kaltim (2018-2023).

Tak cukup sebatas itu saja. Ibu Norbaiti juga masih menyisihkan waktunya memimpin sejumlah organisasi. Misalnya sebagai ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Kaltim (2021-2026), ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Bunda Generasi Berencana (GenRe), Pembina Dharma Wanita, ketua Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis (PPTI), ketua Yayasan Jantung Sehat, dan ketua Yayasan Kanker Indonesia.

Di tengah keterbatasan potensi perempuan Kaltim bergelut di jalur politik, Norbaiti juga berani terjun ke sana. Di balik kelembutannya, dia ingin menunjukkan wanita Kaltim juga mampu memainkan perannya di panggung politik.

Dia menjadi caleg. Melalui mekanisme pergantian antarwaktu (PAW), Norbaiti dilantik menjadi anggota DPR RI pada 15 Januari 2014 dari Partai Demokrat menggantikan Yusran Aspar yang mengundurkan diri karena ikut pemilihan bupati PPU.

Pada pemilihan legislatif 2014, Norbaiti kembali terpilih ke Senayan. Dia ditugasi di Komisi VII, yang menangani urusan energi, penelitian, teknologi dan lingkungan. Bidang itu sangat cocok untuk kepentingan Kaltim, yang dikenal kaya dengan sumber alam dan energi.

Kurang dari setahun sebagai wakil rakyat Norbaiti mengikuti pemilihan bupati Kutai Timur (Kutim), menyusul mundurnya sang suami dari jabatan tersebut. Dalam pemilihan itu dia dikalahkan Ismunandar yang sebelumnya menjabat sebagai sekretaris daerah Kabupaten Kutim.

Banyak penghargaan yang dianugerahkan kepada Ibu Norbaiti. Di antaranya Penghargaan Inspiratif dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif dari SCTV, Manggala Karya Kencana dari BKKBN dan penghargaan atas pengabdian luar biasa di bidang kesehatan masyarakat pada HUT ke-66 Provinsi Kaltim tahun 2023.

Dengan beragam peran yang dijalani, Pak Isran menyebut Ibu Norbaiti telah mengemban tugasnya dengan baik.

“Beliau telah menjalankan tugasnya dengan baik, sekarang kita ikhlaskan dia menghadap Yang Mahakuasa,” katanya berkaca-kaca ketika melepas jenazah sang istri.

Ibu Norbaiti lahir di Loa Janan, 30 Januari 1969. Dia anak pertama dari empat bersaudara. Ayahnya Amlan bin Tasin dan ibunya bernama Mastika. Tiga saudaranya masih hidup semua, yaitu Iwan Iskandar, Normalinda, dan Nortiani.

Semasa hidup, foto-foto Norbaiti banyak menghiasi media sosial. Wajahnya teduh. Sangat familiar. Senyumnya memberi kesan yang ramah. Adakalanya orang jadi teringat lukisan Monalisa karya Leonardo da Vinci pada abad ke-16. Wajah sejuk dengan senyum yang selalu menghias dunia. Abadi di sepanjang masa.

Pak Isran mengakui dia dan keluarga harus tabah dan ikhlas menerima takdir dari Allah Swt. Karena kematian adalah sesuatu yang pasti dialami semua orang.
“Kullu nafsin zaa’iqatul maut, tsumma ilainaa turja’un,” Dia selalu berdoa agar istrinya mendapat tempat yang sempurna di sisi Allah.

Hari-hari ini Isran hidup bersama anak dan cucu. Kembali lajang atau seperti burung “jalak” yang sering dia ucapkan. Tetapi tetap bahagia dan penuh semangat. Tim relawannya berdoa agar Pak Isran kembali terpilih menjadi gubernur Kaltim periode 2024-2029. Selain itu, ada pengganti Ibu yang bisa menemani dan menjaga Pak Isran setiap saat. Insyaallah.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *