Rakernas Apeksi di Kota Penyangga

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, yang juga ketua Apeksi.

Catatan Rizal Effendi – PRESIDEN Jokowi dijadwalkan membuka Rakernas Apeksi XVII di Kota Balikpapan, Selasa (4/6). Rakernas diikuti 98 wali kota se-Indonesia dengan 5.000 anggota rombongannya. Saya dengar Wali Kota Makassar Danny Pamanto membawa 250 orang. Sebagian naik kapal laut. Belum yang lain. Banyak sekali. Pasti hotel penuh, kuliner dan UMKM laku berat dan bisnis transportasi panen.

Rahmad Mas’ud bersama anggota Apeksi Korwil V Kalimantan.

Saya tak bisa membayangkan betapa susahnya dapat tiket pesawat. Sudah berapa bulan ini perjalanan ke Balikpapan lewat udara tidak gampang. Bisa berhari-hari baru dapat. Selain harganya juga mahal.

Ada yang menarik pada waktu pembukaan Rakernas Apeksi XVII nanti di Dome. Kalau Wali Kota Medan Bobby Nasution dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka datang, maka suasana pasti heboh. Bobby yang akan maju dalam Pilgub Medan adalah menantu Jokowi. Gibran yang menjadi calon wakil presiden terpilih adalah putra sulung Presiden. Semua pasti berebut mau selfie.

Baliho Sukseskan Rakernas XVII Apeksi di Balikpapan.

Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud (RM) sebagai tuan rumah juga tak kalah menarik. Muda dan kaya. Bagian dari keluarga Bani Mas’ud, yang bermain di bisnis minyak. Adiknya Haji Rudy Mas’ud (Harum) anggota DPR RI yang akan ikut Pilgub Kaltim. Kakaknya, Hasanuddin Mas’ud (Hamas), Ketua DPRD Kaltim. Adiknya lagi, Abdul Gafur Mas’ud (AGM) sempat menjadi bupati Penajam Paser Utara (PPU). Saudara wanitanya, Hj Syahariah Mas’ud terpilih jadi anggota DPRD Kaltim 2024.

RM terpaksa menyambut tamunya sendiri. Soalnya Balikpapan sudah tiga tahun tak punya wakil wali kota. Calon wakilnya meninggal karena Covid. Proses penggantinya tidak berjalan lancar.

Dome yang menjadi pusat kegiatan Rakernas Apeksi XVII.

Berkaitan dengan Rakernas Apeksi, RM mengajak warganya menyambut dengan semangat dan penuh kegembiraan. Sejumlah baliho dan umbul-umbul sudah terpasang di berbagai sudut kota. Warga diimbau menjaga kebersihan dan kenyamanan kota. Apalagi Balikpapan salah satu kota pemegang penghargaan tertinggi kota bersih, Adipura Kencana.

Dalam acara gala dinner di halaman Pemkot, Senin (3/6) malam, RM kabarnya mendatangkan penyanyi dangdut Soimah Pancawati. Dalam sesi lain, dia juga mengundang pedangdut Nassar, mantan suami Muzdalifah. Biasanya Rhoma Irama. Saya suka lagunya: “Cuma Kamu.”

Saya lega kondisi Jl Ruhui Rahayu di sekitar RSS langsung diperbaiki saat ini. Proyek setengah mangkrak bernilai Rp8,9 miliar itu sempat meresahkan karena berbahaya bagi yang melintas. Ada lubang menganga dan besi tajam yang menancap terbuka di beton drainase. Padahal dekat dengan Dome, yang dijadikan pusat kegiatan Apeksi.

Jalan Ruhui Rahayu di kawasan RSS langsung dibenahi setelah berbulan-bulan mangkrak.

Saya belum tahu apakah ke-98 wali kota itu akan diajak Presiden ke lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN). Mungkin tidak. Karena Jokowi sendiri setelah membuka acara, langsung ke IKN untuk melakukan groundbreaking tahap 6, khusus investasi di bidang pendidikan.

Ada Stanford University yang akan membangun pusat riset dan pendidikan di sana. Ini universitas swasta di California, AS, tepat di jantung Lembah Silikon yang terkenal. Elon Musk yang baru saja datang ke Bali pernah kuliah di Stanford.

Selain itu, Jokowi akan melakukan pengecekan karena peringatan HUT Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2024 untuk pertama kalinya berlangsung di IKN. Waktunya boleh dibilang tinggal dua setengah bulan lagi.

Apeksi itu adalah Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia. Ketuanya sekarang, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menggantikan Bima Arya Sugiarto, wali Kota Bogor yang berakhir masa tugasnya. Hebat juga. Wali Kota Bontang Basri Rase terpilih sebagai wakil ketua Bidang Pemerintahan & Otonomi Daerah.

Masa tugas Eri Cahyadi sebagai ketua Apeksi sampai 2025. Jika pada Pilkada 2024 Eri tidak terpilih, maka posisinya sebagai ketua Apeksi harus diganti. Eri asli arek Surabaya. Sebelum jadi wali kota, dia pernah menjabat kepala Dinas Cipta Kerja dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Kota Surabaya.

Eri dikenal sebagai penggagas layanan e-procurement barang dan jasa. Karena itu dia pemegang Hak Kekayaan Intelektual Aplikasi E-Procurement. Berkat itu, dia diangkat menjadi direktur eksekutif Layanan Pengadaan Secara Elektronik untuk memastikan pengelola APBD tidak melakukan praktik korupsi.

Sebelum Bima, ketua Apeksi adalah Airin Rachmi Diany, wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Saya sempat menjadi wakil ketua. Ketika Munas VI Apeksi di Jakarta, 2021, saya memimpin sidang sampai terpilihnya Bima Arya. Dia bersaing dengan Wali Kota Jambi Syarif Fasha. Saya, Airin, dan Fasha sudah purnatugas.

Airin yang sekarang menjadi pengurus DPP Golkar bakal mengikuti Pilgub Banten. Dia baru saja terpilih sebagai anggota DPR RI Dapil Banten III dengan meraih suara terbanyak. Demikian juga Fasha dikabarkan bakal maju pada Pilgub Jambi.

Apeksi didirikan tahun 2000. Jokowi waktu itu sebagai wali Kota Solo. Dia juga menjadi anggota Apeksi. Pada tahun 2011, di awal jadi wali kota, saya pernah tampil bersama-sama dalam diskusi yang digelar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia di Jakarta.

Tujuan awal Apeksi adalah untuk membantu anggotanya mempercepat pelaksanaan otonomi daerah dan menciptakan iklim yang kondusif bagi kerjasama antar-Pemerintah Daerah. Sejak dini Apeksi dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang benar-benar diperlukan kota-kota untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan.

Munas Apeksi II di Kota Surabaya, menetapkan Wali Kota Tarakan dr H Jusuf Serang Kasim sebagai ketua Dewan Pengurus Apeksi periode 2004-2008. Waktu itu saya masih menjadi wartawan dan Pimred Kaltim Post.

Jusuf dikenal sebagai salah satu ketua Apeksi yang aktif dan banyak punya gagasan. Apeksi sangat berkembang. Dia juga sukses menjadi wali kota pertama Tarakan selama dua periode. Mulai 1999-2004 sampai 2004-2009. Tarakan saat itu masih menjadi bagian dari Provinsi Kaltim.

NASIB KOTA “WALI SONGO”

Rakernas Apeksi XVII mengangkat tema: “Kota Sejahtera, Indonesia Maju.” Karena tuan rumahnya Balikpapan, maka tidak terlepas dengan isu kesejahteraan yang dikaitkan dengan kota-kota penyangga atau kota satelit di sekitar IKN.

Pada Munaslub di Kota Bogor, 15 Desember 2023, Wali Kota Bogor Bima Arya, yang saat itu masih menjadi ketua Apeksi membuat pernyataan menarik di depan Presiden Jokowi. Selain mendukung pembangunan IKN, dia juga menyinggung nasib 9 kota se-Kalimantan di sekitar IKN.

Apeksi, kata Bima, yakin IKN bisa menjadi stimulus perkembangan kota, sehingga kota-kota di Indonesia bisa semakin maju dengan pembangunan berkelanjutan.

Secara khusus Apeksi juga berharap IKN memberikan dampak yang positif bagi kota-kota di Kalimantan.

“Bapak Presiden, teman-teman di Kalimantan menamakan dirinya Wali Songo, karena ada 9 wali kota di wilayah ini. Mereka semua berharap IKN memberikan efek yang signifikan,” ungkap Bima.

Ke-9 wali kota di Kalimantan itu adalah Balikpapan, Samarinda dan Bontang di Kaltim, Tarakan di Kalimantan Utara (Kaltara), Banjarmasin dan Banjarbaru di Kalsel, Palangkaraya di Kalteng serta Pontianak dan Singkawang di Kalbar.

Bagaimana perkembangan 9 kota ini setelah ada IKN? Pada Raker Apeksi Komwil V Kalimantan di Balikpapan bulan Maret lalu, dibahas secara khusus pengaruh pembangunan IKN bagi Bumi Kalimantan.

Secara khusus, peserta Rakernas, wali kota se-Indonesia bisa melihat perkembangan kota Samarinda dan Balikpapan, yang langsung berdampingan dengan wilayah ibu kota negara yang baru itu. Jarak tempuh kedua kota tersebut ke IKN di Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU) sekitar 2 jam lebih lewat jalan darat. Kalau nanti jalan tol IKN selesai, hanya sekitar 50 menit dari Balikpapan.

Jalan tol IKN sepanjang 57 kilometer dijadwalkan selesai sebelum 17 Agustus. Soalnya akan dipakai untuk mobilitas tamu undangan dari Jakarta dan daerah lain, yang jumlahnya lebih seribu orang. Juga bandara VVIP di lokasi IKN.

Kota Samarinda dan Balikpapan memang mendapat berkah besar dari IKN. Terutama dari aspek usaha. Bisnis perhotelan, transportasi, kuliner dan UMKM, bahan pokok, bahan bangunan dan material, konstruksi, berbagai peralatan lagi booming. Perekonomian tumbuh meroket.

Tapi dari segi daya dukung dan tata ruang, ini yang tengah dihadapi Samarinda dan Balikpapan. Tamu-tamu Apeksi yang datang hari-hari ini bakal melihat dan merasakan betapa kroditnya lalu lintas. Apalagi jalan-jalannya relatif sempit.

Jalan nasional di Balikpapan yaitu Jl Soekarno-Hatta harusnya dibenahi habis-habisan. Terutama dari Rapak sampai Km 13, Karang Joang. Tanjakan Rapak yang menjadi tanjakan maut harus segera direkayasa ulang. Karena kendaraan besar yang membawa material RDMP dan IKN sering lewat.

Saat ini sebagian warga Kota Balikapan lagi mengalami kelangkaan air bersih. Banyak yang mengomel dan menjerit. Produksi air PDAM merosot akibat kemarau. Pipa distribusi sudah tua dan sering bocor. Juga kekurangan air baku sekitar seribu liter per detik.

Janji air Waduk Sepaku IKN sebanyak 500 liter per detik dikirim ke Balikpapan semestinya segera direalisir. Kementerian PUPR juga harus membantu pipa transmisinya melalui APBN. Soalnya investasi yang dibutuhkan cukup besar.

Sementara daerah tangkapan air dari Hutan Lindung Sungai Wain dan Kebun Raya Balikpapan ke Waduk Manggar dan Teritip mulai terdesak. Daerah sekitarnya dibuka untuk kebun dan penambangan. Meski Balikpapan sendiri mengharamkan tambang batu bara.

Saya kaget Wakil Ketua DPRD Balikpapan Budiono, yang juga ketua DPC PDIP berbicara lantang. Seperti diberitakan TRIBUNKALTIM.CO, 30 Mei. Dia bilang, di saat masyarakat kesulitan mendapatkan air bersih, Pemerintah Kota Balikpapan justru mengalokasikan anggaran cukup besar Rp16 miliar untuk kegiatan Rakernas Apeksi.

“Saya tergelitik dengan Rp16 miliarnya, sementara kinerja PDAM yang tidak kunjung bagus. Masih banyak warga yang belum menikmati air bersih. Jangan-jangan ada peserta atau pengunjung Rakernas Apeksi yang tidak bisa mandi. Kan lucu itu,” katanya menyinggung.

Ada juga pemandangan terasa memalukan dan memilukan. Balikpapan dikenal sebagai Kota Minyak karena ada bercokol kilang minyak Pertamina. Malah kapasitas produksi sekarang ditingkatkan dari 260 jadi 360 ribu barel per hari melalui proyek, yang dikenal dengan sebutan RDMP (Refinery Development Master Plan). Biayanya sekitar Rp100 triliun.

Dengan kapasitas sebesar itu, maka kilang Pertamina Balikpapan terbesar di Indonesia. Tapi anehnya, terjadi antriean minyak di SPBU di mana-mana. Padahal pemandangan seperti ini jarang terlihat di kota lain. Lalu ada apa?

Dengan alasan apa pun, Pemda, Pemprov, Pertamina, DPR dan Pemerintah Pusat harus menuntaskan masalah ini. Soalnya jumlah kendaraan yang masuk ke Kaltim terutama ke Balikpapan meningkatnya luar biasa. Malah sebagian kendaraan berat dan besar, yang minum BBM-nya lebih banyak.

Dalam urusan ketahanan pangan, Balikpapan tak ada masalah. Indeks Ketahanan Pangan (IKP) nya paling tinggi di Kaltim. Pasokannya datang dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulbar, Sulteng, Sulsel dan Kalsel. Tinggal yang harus dijaga kelancaran angkutan lautnya. Biar tak terjadi kelangkaan dan kenaikan angka inflasi.

Balikpapan dan Samarinda rawan longsor dan banjir. Karena daerah hulunya banyak terbabat. Wali Kota Rahmad Mas’ud sampai membuat proyek penataan DAS Ampal termasuk Jl MT Haryono, yang banyak mendapat sorotan. Anggarannya gemuk, Rp136 miliar, tapi pekerjaannya terbatuk-batuk, meski akhirnya selesai.

Saya setuju Bima Arya juga menyinggung soal SDM yang unggul dan ASN terbaik di Kaltim, yang layak menyiapkan IKN untuk 2045.

“Tentu kami juga berpendapat SDM di IKN adalah SDM di atas rata-rata yang dipersiapkan ke depan. Kami berpandangan bahwa ASN-ASN terbaik di Kalimantan layak untuk menyiapkan IKN untuk Indonesia Emas 2045,” jelasnya.

Presiden memang sudah memberi jatah untuk jabatan di Otorita IKN dan penerimaan ASN dari Kalimantan khususnya Kaltim. Tapi rasanya belum cukup. Sudah lama kita mengusulkan agar dibangun sekolah-sekolah unggul di Kalimantan. Termasuk Institut Teknologi Kalimantan (ITK) di Balikpapan menjadi proyek strategis nasional.

Menurut saya, salah satu rekomendasi Rakernas XVII Apeksi adalah menegaskan agar Presiden dan Pemerintah harus memberikan perhatian yang sama dan serius antara pembangunan IKN dengan kota-kota penyangganya. Jangan sampai di IKN terwujud Kota Hutan Berkelanjutan yang maju dan modern, sementara di sekitarnya khususnya Balikpapan dan Samarinda menjadi kota yang kelimpungan. Selamat ber-Rakernas. Selamat berdangdut ria dengan Soimah. He…he.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *