Pak Asril memberikan tausiah kurban didampingi Bu Sri Asril dan Iwan Hanafi.
Catatan Rizal Effendi – MELAKSANAKAN kurban bersama merupakan ibadah yang penuh kebahagiaan. Itu yang dilakukan kelompok pengajian Miftahul Jannah, kumpulan ibu-ibu mengkaji agama yang dipimpin Ibu Sri Asril di Pesona Mediterania Blok U 23 No 2 Balikpapan Baru.
Kegiatan itu berlangsung beberapa saat seusai salat Iduladha, Senin (17/6). Kebetulan saya dan keluarga Pak Asril Bijaksana salatnya sama-sama di halaman Sport Center. Hampir seribu jamaah yang hadir. Udaranya relatif sejuk. Sambil mendengarkan dengan khusyuk khotbah Iduladha yang disampaikan KH Athian Ali Muhammad, Lc, MA.
KH Athian adalah ketua Forum Ulama Ummat Indonesia (FUUI) Bandung, yang juga dikenal sebagai ketua Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) Pusat.
Dia menjelaskan makna di balik ibadah kurban, yang bermula dari mimpi Nabi Ibrahim, yang diperintahkan Allah menyembelih putra kesayangannya, Nabi Ismail. Di saat pelaksanaannya, Allah menggantinya dengan seekor sembelihan yang besar. Allah memuji keikhlasan dan ketabahan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
Panitia penyembelihan hewan kurban Miftahul Jannah diketuai Iwan Hanafi didampingi wakilnya, Muslimin. Sekretarisnya Ibu Amah dan Adha. Sejumlah koordinator dibentuk. Yang menarik ada koordinator pemotongan tulang diketuai Pak Woto dan Alex. Soalnya itu diperlukan keahlian. Selain koordinator pemotongan daging, penimbangan dan dapur. Dipimpin Ibu Ning Hardji, Ibu Eva,? dan Bunda Nia.
Pak H Asril Bijaksana dan Bu Sri menjadi penasihat dan pengarah. Bu Sri tak kalah sibuknya. Dia memberikan semangat kepada seluruh anggotanya baik di penyembelihan, pemotongan, penimbangan, sampai di pembagian.
“Terima kasih kepada seluruh anggota panitia dan tim atas semangat dan keikhlasannya dalam menjalankan firman Allah dan sunah para rasul-Nya,” kata Pak Asril.
Bu Sri Asril juga tampak bahagia. Proses pelaksanaan kurban berjalan lancar.
“Alhamdulillah acara kurban kita berjalan lancar. Terima kasih semuanya, semoga tahun depan kita semakin kompak melaksanakan kurban bersama Majelis Taklim Miftahul Jannah,” katanya bersemangat.
Seperti juga dilakukan di masjid-masjid dan kelompok pengajian, sapi kurban di Miftahul Jannah juga dihimpun dari urunan para anggota atau jamaah. Tiap kelompok terdiri 7 orang dan masing-masing menyetor dana sebesar Rp3 juta.
Mayoritas ulama memang memperbolehkan kurban secara patungan atau bersama. Apabila hewan sapi yang dikurbankan, maka jumlah maksimalnya sebanyak 7 orang.
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) malah menggelar program Kurban Online agar bisa menjangkau seluruh masyarakat Indonesia, yang ingin melakukan ibadah kurban.
Pak Asril dan Bu Sri Asril bergabung di kelompok 1. Di situ juga ada Meitri, Adha, Ilham, Razka dan Rayya. Sementara di kelompok 2, ada Bu Ara, lBu Esti, Pak Efrizon, Aditya, Maya dan Raisa. Ada lagi kelompok 3, yaitu Bu Eva, Yuni Purwanti, Ibu Ully Rani, Bu Aminah, Andika Fahrurozi dan Anisya. Ada kelompok 4 di antaranya Yayu, Megawati, Rita S, Uli Erawati, Carolina, Erika dan Uwaksana.
“Alhamdulillah semua sudah terisi. Insyaallah tahun depan bisa lebih banyak lagi,” kata Iwan Hanafi, ketua panitia penuh semangat.
SAPI KURBAN UNTUK IKN
Proses penyembelihan hewan kurban di Miftahul Jannah berlangsung lancar. Diawali tausiah dan arahan dari Pak Asril. Kemudian para petugas dengan cekatan menggiring sapi kurban. Pak RT, Hafni Kanafe mengizinkan penyembelihan dilakukan di halaman rumah.
Secara umum para ulama memutuskan setidaknya hewan kurban harus memenuhi 3 syarat, yaitu jenis ternaknya, memenuhi usia minimal sesuai syariat dan dalam keadaan sehat saat disembelih.
Ibu Sri dan panitia membeli sapi-sapi yang memenuhi persyaratan. Bahkan cara penyembelihannya juga dilakukan sesuai syariat sambil mengucapkan takbir. Pisau yang dipergunakan juga sangat tajam, sehingga prosesnya berlangsung cepat.
Setelah dipotong-potong dan ditimbang, panitia langsung membagi-bagikan kepada yang berhak, terutama keluarga yang tidak mampu. Mereka menerimanya penuh kegembiraan, di Hari Raya Iduladha 1445 H menerima daging kurban dari jamaah Miftahul Jannah.
Untuk kita ketahui, Presiden Jokowi tahun ini memberikan sapi kurban untuk 38 provinsi di Indonesia. Selain untuk provinsi, Jokowi juga memberikan bantuan sapi kurban untuk Ibu Kota Nusantara (IKN) di Sepaku, PPU dan Masjid Istiqlal Jakarta.
Masih ada lagi 26 ekor sapi kurban dari Presiden untuk tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat dan pesantren di IKN. Jadi totalnya sapi kurban yang diserahkan Jokowi sebanyak 68 ekor.
Jenis sapi kurban yang dibagikan Presiden Jokowi adalah sapi ongole dengan berat bervariasi antara 800 kg sampai 1 ton. Itu jenis sapi jumbo. Yang banyak dijual masyarakat adalah jenis sapi lokal yang beratnya antara 100 sampai 200 kg.
Sapi ongole adalah jenis ras sapi yang berasal dari Distrik Prakasam di negara bagian Andhra Pradesh, India. Trah ini diberi nama berdasarkan tempat asalnya, Kota Ongole. Tapi sapi ongole sudah banyak dikembangbiakkan di NTB. Namanya sapi ongole Sumbawa. Ada yang dikirim ke Jawa, bahkan ada juga yang sampai ke Kalimantan.
Banyak yang kirim pesan singkat ke WA saya. Minta diberi kupon daging kurban. Mengira saya masih menjadi ketua umum Masjid Agung Attaqwa. Saya arahkan mereka langsung ke panitia. Ada juga yang pesan sekalian bumbu-bumbunya, supaya langsung bisa dimasak.(*)