Akreditasi LAMEMBA untuk IKN

Prof Eddy R Rasyid bersama timnya di depan kampus Uniba di Jl Pupuk Raya, Gunung Bahagia, Balikpapan Selatan.

(Catatan Rizal Effendi) – APA itu LAMEMBA? Ada yang mengira itu judul lagu rakyat Meksiko La Bamba yang dipopulerkan Riitchie Valens. Ternyata tidak. Maklum baru pertama kali datang ke Kaltim. Yang membawanya bukan penyanyi. Tapi Prof Eddy R Rasyid, MCom (Hons), PhD, guru besar ilmu akuntansi Universitas Andalas Padang, yang sekarang dipercaya sebagai Sekretaris Dewan Eksekutif LAMEMBA Jakarta.

LAMEMBA adalah Lembaga Akreditasi Mandiri Ekonomi Manajemen Bisnis dan Akuntansi. Dibentuk 27 Agustus 2019 oleh Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dan Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (AFEBI).

Peran LAMEMBA menjadi penting sejak dikeluarkannya Peraturan BAN-PT No 9 Tahun 2020 tentang Kebijakan Pengalihan Akreditasi Program Studi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) ke Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM).

Salah satu LAM yang siap melaksanakan peran itu adalah LAMEMBA.

Semangat mengikuti Sosialisasi LAMEMBA di Kampus Uniba bersama Prof Eddy Rasyid, Wakil Rektor Uniba, Dekan FEB, dan Ketua ISEI.

“LAMEMBA memang kita bentuk untuk membantu menaikkan standar dan kualitas Program Studi (Prodi) Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi (EMBA) di seluruh Indonesia,” kata Ketua Umum ISEI Perry Warjiyo, yang juga gubernur Bank Indonesia (BI).

Semua orang tahu betapa pentingnya akreditasi termasuk dalam dunia pendidikan dan perguruan tinggi. Makin tinggi status akreditasinya, baik atau unggul, maka semakin menunjukkan jaminan mutu pendidikan sebuah universitas atau fakultas. Pasti akan ramai diburu orang atau mahasiswa dan diakui kelas dan kualitasnya.

Akreditasi juga memberikan pengakuan gelar akademik seseorang. Menjadi persyaratan beasiswa dan kemudahan transfer kredit, memudahkan universitas bekerja sama dengan lembaga dalam dan luar negeri, serta membuka kesempatan kerja yang lebih luas kepada mahasiswa yang sudah lulus.

Sosialisasi LAMEMBA dengan tema Menuju Prodi Terakreditasi Unggul berlangsung di Conferences Room Universitas Balikpapan (Uniba), Jumat (6/12). Tidak kurang 100 dosen dan penyelenggara prodi EMBA termasuk dekan FEB di berbagai perguruan tingi di Kaltim terutama Balikpapan, Samarinda, dan Kukar hadir.

Prof Eddy R Rasyid bersama Dekan FEB Uniba Dr Tamzil Yusuf (paling kanan).

Acara ini digelar atas kerjasama LAMEMBA dengan ISEI Balikpapan, Perwakilan BI Balikpapan dan Uniba. “Menyambut kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN), maka para sarjana EB lulusan perguruan tinggi di Kaltim harus mampu bersaing,” kata saya selaku ketua ISEI Balikpapan ketika didaulat membuka acara.

Hal yang sama juga disampaikan Dr Manaseh, M.Eng, Wakil Rektor Bidang Akademik Uniba.

“Kita menyambut baik sosialisasi LAMEMBA yang sangat penting ini untuk meningkatkan kualitas FEB atau prodi EMBA yang ada di perguruan tinggi kita,” katanya.

Manaseh hadir bersama Dr Rihfenti Ernayani, SE, M.Ak, Wakil Rektor Bidang SDM, Umum dan Keuangan dan Dekan FEB Uniba Dr Tamzil Yusuf. “Mohon maaf Pak Rektor Dr Isradi Zainal lagi mengikuti Kongres Persatuan Insinyur Indonesia (PPI),” jelasnya.

DEMI KOMPETENSI LULUSAN

Menurut Prof Eddy Rasyid, penyelenggara termasuk dosen prodi EMBA harus memahami betul Permendikbudristek No 53/2023 tentang penjaminan mutu pendidikan tinggi, yang meliputi transformasi pencapaian mutu yang lebih leluasa tergantung dari tujuan dan target setiap perguruan tinggi.

“Pendekatan berdasarkan luaran (Outcome Base) dan standar luaran berupa kompetensi lulusan menjadi acuan utama kita,” tambahnya.

Foto bersama dengan seluruh peserta Sosialisasi LAMEMBA.

Dia juga menekankan, ada empat karakteristik utama yang perlu diperhatikan. Pertama, berbasis disiplin ilmu EMBA. Kedua, berbasis visi dan misi. Ketiga, berbasis luaran dan capaian bidang ilmu EMBA. Dan keempat, berbasis proses akreditasi LAMEMBA, yang dilakukan dengan mengintegrasikan pendekatan retrospektif dan prospektif.

Dalam masa transisi berkenaan dengan diberlakukannya Permendikbudristek No 53/2023, kata Prof Rasyid, maka diprediksi banyak program studi yang akan melakukan reakreditasi pada akhir tahun 2024 ini. Karena semua mengharapkan hasil reakreditasi bisa mencapai peringkat akreditasi “baik sekali” atau “unggul.”

“Untuk mengantisipasi harapan tersebut, LAMEMBA sudah mempersiapkan batch atau kelompok khusus,” jelasnya.

Guru besar ilmu akuntansi ini juga membuka rahasia jika penyelenggara prodi EMBA ingin mencapai peringkat akreditasi “unggul.”

Pertama, pencapaian atas standar pendidikan tinggi yang ditetapkan oleh perguruan tinggi melampaui SN-Dikti (melampaui 15 dimensi).
Kedua, pencapaian atas standar pendidikan tinggi yang ditetapkan oleh perguruan tinggi melampaui target yang ditetapkan pada rencana strategis (melampaui 12 dimensi).
Ketiga, lebih 18 dimensi terpilih memiliki daya saing internasional serta 6-8 dimensi lainnya serendah-rendahnya memiliki daya saing nasional. Dan keempat, ada 6 dimensi pada klaster output dan outcome memiliki daya saing internasional.
Para peserta mengaku puas atas penjelasan Prof Eddy Rasyid.

“Tentu kita semua punya semangat yang sama agar prodi EMBA di perguruan tinggi Kaltim mencapai peringkat baik atau unggul,” kata Dekan FEB Uniba Dr Tamzil Yusuf.

Sosialisasi akreditasi LAMEMBA hanya berlangsung sehari.
“Sebelum balik ke Jakarta kalau sempat saya ingin juga lihat lokasi IKN di Sepaku,” kata Prof Eddy R Rasyid bersemangat.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *