Isran di Pandan Sari dan Pasar Inpres

Catatan Rizal Effendi – ISRAN Noor belusukan ke Pasar Pandan Sari dan Pasar Inpres Balikpapan, Selasa (15/10/24). Hampir setengah hari dia di sana. Pedagang dan pembeli mengaku surprise. Seorang calon gubernur mau datang ke tempat mereka. Padahal wali kota saja tidak begitu.

“Meski pembinaan pasar tanggung jawab pemerintah kota, tapi pemerintah provinsi juga sangat berkepentingan. Karena itu saya harus masuk ke pasar untuk mengetahui berbagai permasalahan yang dihadapi,” kata Isran.

Minum jamu sehat di Pasar Pandan Sari.

Sejak pukul 07.00 pagi dia sudah belusukan. Berangkat dari Samarinda usai salat subuh. Didampingi Ketua Tim Pemenangan Iswan Priyadi dan anggota tim lainnya. Ketua Tim Pemenangan Balikpapan Andhika Hasan bersama sekretaris H Ali Munsyir langsung menyambutnya. Ada juga Ibu Jumiati, Ibu Tities dan Ibu Sri Asril. Saya ikut menemani, saya terbilang akrab dengan pedagang di sana.

Sejumlah ibu-ibu pedagang sayur histeris. Mereka berteriak-teriak nomor 1. Meskipun sebagian besar berdarah Bugis, tapi begitu akrab menyebut “Pahamlah Ikam.” Itu tagline Isran dalam bahasa Banjar. Pahamlah kamu atau kita, maksudnya. Paham bahwa pasangan Isran-Hadi yang terbaik untuk dipilih untuk memimpin Kaltim kedua kalinya.

Di sela-sela berdialog dengan pedagang, Isran sempat minum jamu dan menyantap pisang goreng. Asyik sekali.

Pendukung Pilgub No 1 dan Pilwali Balikpapan No 3.

“Biar tambah sehat Pak Gubernur,” kata ibu penjual jamu. Dia tak menyangka jamu gendongnya bisa diminum seorang calon gubernur.

Isran sempat tanya harga lombok, sayur, telur dan ikan. Harga lombok saat ini berkisar antara Rp10 ribu sampai Rp30 ribu per kg. Sebagian produksi lokal, sebagian lagi dari Jawa Timur atau Sulawesi. Dia janji transportasi bahan pokok berjalan lancar, sehingga harga tidak melonjak sampai ke konsumen.

Selesai dari pasar Pandan Sari, Isran sarapan di kedai kopi Nam Min. Masih di kawasan pasar. Ini kedai tertua di Balikpapan. Dibuka sejak tahun 1958. Persis di tahun saya lahir. Selain kopinya, Nam Min juga terkenal dengan roti bakarnya. Rotinya dibuat sendiri tanpa bahan pengawet.

Di Nam Min sejumlah pendukung Isran berdatangan. Ada juga sahabat saya, Abdul Nasir, keturunan India. Dia juga akrab dengan Isran. Ternyata Isran tahu banyak keluarga Nasir. Ia sempat menanyakan adik kandung Nasir, Mukandar. Waktu tingga di Samarinda, ayah Nasir memiliki toko kain bernama Pancar Duabelas di Jl Panglima Batur.

“Kami siap mendukung Isran-Hadi. Pokoknya yang menang harus Nomor 1,” katanya bersemangat. Nasir bersama keluarga membuka toko di kawasan Pandan Sari, mulai toko kain, toko olahraga sampai toko mebel. Dia ikut juga mengurusi Masjid Manuntung di depan tokonya.

Dari Nam Min, Isran bergerak ke Pasar Inpres Kebun Sayur. Dia disambut Pak Haji Amat, tokoh utama di pasar itu yang terkenal dengan jualan batu permata. Ada payung kembang dan hadrah menyambutnya.

H Amat menyambut Isran dengan payung adat Banjar.

“Pak Isran-Hadi bubuhan kita, harus menang. Pahamlah ikam,” katanya mengajak pedagang yang lain penuh semangat.

Di kios Haji Amat, Isran sempat dibacakan doa. Semoga Allah mengijabah niat baiknya. Lalu disuguhi wadai untuk-untuk dan nasi kebule. Makanan khas bubuhan Banjar. Ada juga penyampaian aspirasi dari pedagang Pasar Inpres, agar fasilitas pasar dibenahi.

Pasar Inpres sangat dikenal pendatang dari dalam dan luar negeri. Di situ banyak cenderamata ikonik termasuk batu permata dan manik-manikan. Ada minyak-minyakan asli dari suku Dayak sampai pasak bumi Kalimantan, yang dikenal untuk menambah kejantanan laki-laki.

Isran melihat Pasar Pandan Sari dan Pasar Inpres memang harus dibenahi dan direvitalisasi. Apalagi Pasar Pandan Sari berfungsi sebagai pasar induk. Kondisi dan fasilitasnya sangat memprihatinkan. Isran masuk sampai ke pasar ikan. Pedagangnya semangat, tapi pasarnya tidak memadai.

Bertemu mahasiswa, anak muda dan UMKM di Grand City Balikpapan.

“Nanti saya dengan wali kota baru akan membenahi,” kata Isran, yang juga didampingi pasangan No 3 untuk Pilwali Balikpapan, M Sabani dan Syukri Wahid.

Isran juga sempat singgah di kios buah H Umar. Bersama pendukungnya makan buah semangka. Sangat segar, apalagi udara sangat panas. Pas banar. Kemudian bertemu dengan jamaah Gereja Pantekosta Indonesia di Rapak, lalu salat di Masjid Da’watul Falah Batakan dan lanjut silaturahmi ke Pesantren Syaichona Cholil. Isran diterima mantu KH Muhammad Ali Cholil dan dibacain doa keselamatan.
NGECAS DAN NOBAR

Malamnya Isran bertemu anak muda dan mahasiswa di food court Grand City. Dia berdialog berbagai masalah daerah. Tapi sejumlah ibu-ibu terutama dari pelaku UMKM juga ramai-ramai ikut menyerbu Isran. Malah meminta Isran mengendos produknya.

“Ini acara gaul, teman-teman muda termasuk mahasiswa bisa tanya apa saja dengan Pak Isran, biar lebih paham apa yang diperjuangkan Pak Isran untuk kemajuan Kaltim,” kata Erwin, yang menggagas acara ini.

Pertanyaan tentang beasiswa tentu ada. Para mahasiswa berharap program Beasiswa Kaltim Tuntas yang digagas Isran terus ditingkatkan.

“Jangan takut kalau saya terpilih lagi, anggarannya akan kita naikkan sampai Rp2,5 triliun,” kata Isran mendapat aplaus audiens.

Ada juga kaum difabel hadir. Dia minta Isran jika terpilih menjadi gubernur Kaltim kedua kalinya lebih memperhatikan nasib kaum difabel di Kaltim terutama dari aspek pendidikan. Ada sekolah di mana kaum difabel bisa mengakses dengan baik.

Dari Grand City Isran meluncur ke ballroom Hotel MaxOne di Jl MT Haryono. Dia bergabung dengan para pendukung dan relawannya nobar pertandingan Timnas Indonesia lawan China dalam babak kualifikasi Piala Dunia zona Asia.

Sambil bercanda Isran mengatakan “2 kalah, menang 1.” Itu sebelum gol China bersarang di gawang Timnas. Ternyata yang terjadi kita kalah dua gol dan menang 1 gol. Sejumlah pendukungnya juga paham ada arti lain ucapan Isran, yang mengarah pada hasil Pilgub nanti.

“Pahamlah ikam?” katanya, yang disambut kompak: “Pahaaam!!!!.”

Tanpa mengenal lelah, tengah malam Isran kembali balik ke Samarinda. Sejumlah agenda kampanye di Ibu Kota Provinsi juga sudah menunggu.

“Kan sudah minum jamu, jadi tetap fit,” katanya penuh semangat.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *