Tanjung Redep, NPC –
Lantaran ketebalan dan kualitas tak sesuai dengan rencana awal yang dipaparkan, proyek pengerjaan Jalan Usaha Tani (JUT) program CSR PT Berau Coal di Kelurahan Gunung Tabur, ditolak ketika akan diserahterimakan kepada pihak kelurahan.
Lurah Gunung Tabur, Rudiyanto pada media menyampaikan kekecewaannya perihal kondisi JUT yang akan diserahterimakan. Selain ketebalan dan kualitas tak sesuai, pihak vendor dari Berau Coal yang mengerjakan proyek tersebut, juga disebut tidak pernah menyampaikan pemberitahuan atau laporan ke pihak Kelurahan Gunung Tabur sebelum melakukan pekerjaan.
“Tiba-tiba muncul berita acara serah terima yang dibawa oleh vendornya. Saya jelas tidak mau tandatangan. Berita acara itu ada diserahkan ke saya beberapa waktu lalu,” kata Rudiyanto, Kamis (04/01/2023).
Rudi menambahkan, jika sebelum permintaan serah terima jalan itu, pihaknya pernah meminta vendor Berau Coal untuk melakukan pengecekan langsung ke lokasi proyek, guna melihat kualitas timbunan sirtu tldi JUT tersebut.
Namun, pihak vendor tidak memberikan respon apapun. Padahal kata Rudi, proyek tersebut merupakan program CSR. Kondisi ini diperparah dengan pengerjaan jalan yang tidak sesuai dengan rencana awal.
Diungkapkan Rudi, awal pengukuran jalan yang akan dikerjakan mencapai 1000 meter. Namun dalam realisasinya, anggaran Rp285 juta itu hanya untuk penimbunan badan jalan yang sudah jadi sekitar 300 meter.
“Anggaran segitu hanya dapat 300 meter. Padahal sudah ada badan jalan, dan kami melihat timbunannya juga tipis. Makanya saya bilang mengecewakan,” ucap Rudi.
Semestinya timpal Rudi, proses penimbunan sirtu itu dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat Gunung Tabur sebagai bentuk pemberdayaan. Hanya saja, adanya sistem yang diterapkan oleh pihak perusahaan, membuat pihaknya kesulitan meminta pengerjaan jalan itu langsung oleh masyarakat.
Diketahui, jalan yang ditimbun tersebut merupakan akses yang kerap digunakan petani untuk mengangkut hasil panen. Ditambahkan Rudi, pihaknya bisa saja menerima berita acara tersebut, asalkan dilakukan peninjauan bersama. Serta melihat kualitas dari pengerjaan proyeknya.
“Kita cek ketebalan sirtunya. Sesuai tidak dengan perencanaan awal,” ujarnya.
Sementara itu, Perwakilan Manajemen Berau Coal, Rudini menyampaikan, bahwa pekerjaan JUT merupakan program yang dibantu PT Berau Coal, melalui Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM).
JUT dikerjakan atas permintaan dari masyarakat, melalui pihak pemerintahan dalam hal ini kelurahan. Kemudian terkait dengan kualitas dan penyelesaian pekerjaan, biasanya akan dilakukan pengecekan lapangan bersama tim teknis.
“Pengecekan lapangan bersama tim teknis itu melibatkan pihak pemerintah kelurahan, sebelum hasil pekerjaan tersebut diserahterimakan untuk dipergunakan oleh masyarakat, demikian ketentuannya,” jelasnya.
Rudini juga menyampaikan, pada dasarnya semua kegiatan pasti akan ada pemberitahuan ke pemerintah setempat. Termasuk dalam hal ini Kelurahan Gunung Tabur.
Berkaitan dengan permintaan pihak Kelurahan Gunung Tabur yang menghendaki pihak vendor untuk turun bersama ke lapangan, Rudini mengatakan dia akan mengkomunikasikan hal itu ke pihak vendor.
“Kalau koordinasi dengan pihak kelurahan sudah tentu dilakukan karena program tersebut adalah permintaan dari kelurahan,” katanya.
“Adapun terkait dengan ketentuannya, nanti akan dilakukan pengecekan bersama pihak pemerintah kelurahan. Kami juga nanti akan komunikasi ke vendor mengenai hal ini,” tambahnya.
(dikutip dari berauterkini.co.id)
Editor : Luk